Rabu, 24 November 2010

Dan 'mereka' Menyadarkan Kita

Pada suatu hari, ada seorang anak manusia yang duduk melamun. Dalam lamunannya, ia terus-terusan membayangkan mimpi yang akhir-akhir ini terus terjadi sepanjang tidurnya, selama ia tidur, selalu saja mimpi itu yang muncul. Dalam mimpi itu terjadi percakapan antara tubuhnya dengan lingkungan di sekitarnya, seperti ini.....

Mata manusia itu berkata : ‘Aku sedih sekali, banyak dari tuanku yang membuatku melihat hal-hal yang sama sekali tidak boleh kulihat. Tapi mereka terus memaksaku...’

Telinga manusia itu berkata : ‘Aku sedih sekali, aku sudah mengunci rapat lubangku, tapi masih banyak dari tuanku yang tak pernah kehabisan kunci untuk membukanya, sehingga suara-suara yang salah sering masuk melewatiku.’

Mulut manusia itu berkata : ‘Aku sedih mengatakannya, gerakanku sering tidak sesuai dengan kemauanku. Banyak dari tuanku memaksaku bergerak yang salah. Aku sering digerakkan secara paksa untuk berbohong dan memaki. Padahal dengan begitu, bukan hanya diriku yang sakit, semua orang juga sakit! Aku bukan seperti itu!’

Perut manusia itu berkata : ‘Aku ini sebenarnya tidak mau muluk-muluk, cukup dengan aku terisi 3 kali sehari, aku sudah merasa sangat senang, tapi kenapa? Banyak dari tuanku yang rakus, selalu merasa kurang jika hanya terisi, mereka selalu ingin kelezatan, kelezatan, dan kelezatan. Dan kadang untuk mendapatkan kelezatan itu, cara yang salah sering digunakan. Padahal kelezatan yang seperti itu sangat hambar untukku, tidak enak!’

Tangan manusia itu berkata : ‘Aku lelah. Banyak dari tuanku yang menggerakkanku ke arah yang salah, aku digerakkan untuk mencuri, menganiaya, dan melakukan hal buruk yang lain. Coba aku digerakkan ke arah yang benar yaitu kebajikan, sejauh dan seterjal apapun jalan itu, aku tidak akan pernah lelah.’

Otak manusia itu berkata : ‘Sebenarnya aku sangat benci mengatakan ini, tapi apa daya aku sudah tidak tahan. Banyak sekali dari tuanku yang menimbun hal-hal buruk di badanku, kemudian memaksaku untuk memikirkan cara-cara mengeksekusinya, sehingga hal buruk sering terjadi. Dan karena aku, kawan-kawanku seperti mata, telinga, mulut,perut, dan tangan jadi ikut menanggungnya! Bukan itu yang aku mau! Aku tidak mau seperti itu!’

Mendengar penuturan dari bagian tubuh manusia itu, lingkungan di sekitar mereka pun tergerak hatinya dan mulai memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang sesungguhnya sedang mereka rasakan.....

Makanan berkata : ‘Aku lelah menghadapi manusia, aku ini selalu berusaha yang terbaik untuk memberikan kenikmatan bagi mereka. Tapi kenapa, banyak dari mereka yang selalu saja angkuh, tidak pernah menghargai sedikitpun usahaku, dan malah menghinaku, mencampakkanku dan akhirnya membuangku begitu saja tanpa ada rasa simpati sedikitpun. Benar-benar tidak bisa bersyukur.’

Uang berkata : ‘Aku ini ingin dijemput dengan kendaraan yang nyaman, dengan kerja keras. Tapi kenapa masih banyak yang menjemputku dengan kendaraan yang tidak nyaman? Dengan korupsi dan mencuri. Aku sedih...’

Rezeki setiap manusia berkata : ‘Aku sedih dengan manusia, aku ini sebenarnya selalu ada untuk mereka. Tapi mengapa mereka tidak pernah sadar? Banyak dari mereka malah mencari yang bukan miliknya? Ini tidak adil! Kenapa bukan aku? Aku iri...’

Pohon –pohon berkata : ‘Aku heran dengan manusia, sudah kuberikan kesejukan, kerindangan, dan oksigen gratis, tapi banyak dari mereka yang malah terus-terusan menebangiku. Dasar tak tahu malu dan terima kasih.’

Ayam Jago berkata : ‘Aku heran dengan manusia, setiap pagi aku tidak pernah lupa dengan tugasku untuk membangunkan mereka, aku berteriak sekeras mungkin agar mereka bangun, tapi tetap saja masih banyak dari mereka tidak mau menggubris dan terus enak-enakan terlelap. Dasar tak tahu malu dan terima kasih.’

Bumi ini berkata : ‘Aku yang paling sedih! Aku selau menyediakan apa saja yang mereka butuhkan untuk hidup! Sumber makanan, energi, tempat tinggal, dan semua itu kuberikan secara gratis! Tapi apa! Apa balasan yang kudapat?!! Banyak sekali dari mereka yang tidak pernah berterima kasih kepadaku, jangankan menjaga dan merawatku agar mereka bisa terus memanfaatkanku, tapi mereka malah terus-terusan merusakku, seperti yang bisa kalian lihat sekarang ini, aku sakit parah. Paru-paruku yaitu hutan mulai terserang kanker karena terus ditebangi. Kulitku yaitu atmosfer mulai terkikis karena mereka terus-terusan mengotoriku dengan polusi. Dagingku yaitu tanah mulai habis karena mereka cemari. Aku tidak kuat lagi, mereka benar-benar ganas, mungkin jika aku mati muda, mungkin mereka baru merasakannya.’

Dan tiba-tiba saja, manusia yang tadinya hanyut dalam lamunannya itu, lalu tiba-tiba terperanjat seolah-seolah baru tersadar akan sesuatu, lalu kemudian ia berkata : ‘Seharusnya aku malu dengan diriku sendiri. Tubuhku dan lingkungan di sekitarku telah menceritakan semuanya, namun baru sekarang aku menyadarinya.....’


24/11/2010
Written by : Wayah Arna Andika
This note is dedicated especially for my beloved motherearth

4 komentar:

  1. alangkah naas dan tragis nasib kita yg hanya bisa merusak, bumi dan seisinya menangis berusaha untuk mendoakan dan menyadarkan ulah dan perilaku manusia keluar dari jalan yg seharusnya tidak mereka tempuh, tapi apa daya manusia hanya makhluk lemah yg tak tau malu.. just a opinion Yah.
    nice share. [IMG]http://i271.photobucket.com/albums/jj136/rahmat_cruzt/emoticon/3d%20emotion%20smileys/good.gif[/IMG]

    BalasHapus
  2. wis sukses le ngelink masdab? haha
    lanjutgan. aku durung nyimak tp wis komen haha
    ayo ramaikan dunia belokbelokan :D

    BalasHapus
  3. to Mas Rahmat : Benar sekali mas Rahmat, sekarang kita mulai dari hal terkecil. Dari sendiri dan semoga bisa menjalar ke orang lain :)

    to Mas John : Sukses besar Masbro! Ayo lanjutkan belok berbelok! :D

    BalasHapus