Halo halo semuanya, setelah sebelumnya saya
menuliskan mengenai pengalaman menjadi jobseeker,
kali ini saya ingin berbagi mengenai proses seleksi MT Star Danone 2017. Untuk proses ini sengaja saya tulis terpisah
dari artikel sebelumnya karena proses seleksi di Danone ini terasa begitu
istimewa dan paling berkesan (ya intinya karena saya diterima sih sebenarnya,
hahaha). Jadi, di tulisan kali ini, saya ingin berbagi secara detail
sedetail-detailnya mengenai proses seleksi menjadi MT Star Danone 2017.
Sebelum saya masuk ke proses seleksi,
pertama-tama izinkan saya bercerita mengenai alasan saya mendaftar menjadi MT
Star Danone ini. Jujur, saya pertama kali mengenal program MT Star Danone ini dengan
cara cukup unik. Jadi waktu itu saat saya mengikuti tes Astra Graduate Program
di Astra International, saat break makan
siang saya bertemu dengan sesama peserta tes (maaf saya lupa namanya) yang
berasal dari Teknik Industri UGM angkatan 2009. Waktu itu dia bercerita
mengenai temannya yang bernama Teno
Ismoko, yang juga kakak kelas saya sewaktu SMA (yang kemudian menjadi
tempat curhat saya saat diterima MT ini hehe) yang diterima bekerja di
Danone dengan gaji bulanan yang lumayan dan mendapatkan penempatan di
Sarihusada Jogja. Waktu itu dalam hati saya berpikir, wah kok enak sekali bisa
kerja di Jogja bergaji lumayan tinggi dan yang jelas di perusahaan sekelas
Danone. Dan waktu itu seketika saya memutuskan bahwa saya akan sebisa mungkin
mengejar kesempatan untuk bisa menjadi MT Star Danone, walaupun saya tahu itu
tidak akan mudah. Mendengar cerita dari teman saya bahwa seleksi menjadi MT
Star Danone cukup sulit, saya sempat merasa ciut nyali tapi sekaligus
tertantang. Dalam hati saya berkata bahwa “wah pasti keren banget nih bisa
masuk Danone”. Dan saya pun mencoba mengejar kesempatan itu.
Kesempatan pertama saya datang
waktu Danone membuka open recruitment
untuk MT Star 2015. Namun saya tidak mendaftar karena waktu itu saya sudah
diterima menjadi PPS Umum Bank BRI (yang pada akhirnya ujung-ujungnya gak jadi
juga haha). Saya cukup sedih tidak bisa mendaftar, namun apa daya, kondisi
skripsi yang belum kelar dan sudah takut kena masalah dengan Bank BRI karena
membatalkan secara sepihak, saya memutuskan untuk tidak mendaftar pada waktu
itu. Kesempatan kedua datang di bulan Agustus 2015 dimana Danone membuka lagi
lowongan untuk MT Star 2016. Karena waktu itu kondisi saya baru saja melepas offer dari Bank BRI dan baru saja lulus
kuliah. Dengan semangat membara waktu itu saya langsung apply program ini.
Dengan penuh kepercayaan diri, saya menjatuhkan pilihan pertama sebagai MT Supply Chain dan MT Quality Assurance (QA) sebagai pilihan kedua, karena masih relate dengan bidang kuliah saya. Memang
istimewanya di Danone adalah kita diberikan pilihan untuk bisa memilih function mana yang menjadi minat kita
walaupun keputusan akhir dimana kita akan ditempatkan tetap sepenuhnya ditentukan
oleh Danone sesuai kualifikasi kita dan kebutuhan perusahaan. Sayang beribu
sayang, waktu saya langsung gagal di tahapan pertama yaitu tahapan online test.
Karena kurang persiapan yang matang dan karena terlalu jumawa saat mengerjakan,
nama saya tidak tercantum di daftar peserta yang lolos dalam email yang
dikirimkan oleh pihak Danone (untuk proses detainya nanti saya ceritakan secara
runut di bawah). Waktu itu saya sedih bukan main. Kesempatan emas untuk bisa
menjadi MT Star Danone melayang sudah. Memang masih ada tahun-tahun berikutnya,
namun entah kenapa saat itu saya merasa bahwa Danone bukanlah rejeki saya. Saya
pun menjadi sangat kecewa karena kesempatan emas menjadi MT Star Danone harus
pupus. Dan sejak saat itu, mimpi untuk menjadi MT Star Danone telah saya kubur
(ngeri ya bahasanya, hehe). Saya pun mencoba ikhlas dan mulai move on untuk apply ke perusahaan lain.
Setahun waktu berlalu, setelah
kesana kemari menjadi jobseeker
veteran dan sempat juga bekerja walaupun hanya sebentar, Danone kembali membuka
rekrutmen MT Star untuk tahun 2017. Proses pendaftaran dimulai sejak bulan
Agustus 2016. Karena waktu itu saya sedang menganggur dan hanya mengisi waktu
menjadi seorang freelance content writer,
saya pun memutuskan untuk mendaftar lagi menjadi MT Star Danone. Namun waktu
itu motivasi saya mendaftar sudah banyak berubah. Yang tadinya hanya sebatas
gaji dan benefit, setelah melewati
proses pencarian yang dalam, saya menemukan suatu nilai bahwa saya akan bekerja
menghabiskan mungkin hampir setengah dari hidup saya, rasa-rasanya kok terlalu
sia-sia jika waktu selama itu hanya saya gunakan untuk bekerja tanpa memberikan
manfaat bagi sesama, jadi kalau saya harus bekerja kelak, paling tidak saya
harus bekerja di perusahaan yang menawarkan nilai-nilai seperti itu. Saya juga
punya prinsip lain bahwa saya harus bekerja di perusahaan FMCG multinasional.
Mengapa FMCG? Karena saya merasa bahwa ilmu saya semasa kuliah akan sangat pas
apabila diterapkan di jenis industri ini. Dan kenapa harus multinasional?
Karena dengan begitu saya mempunyai kesempatan lebih untuk bisa pergi ke luar
negeri dan mengeskplor banyak hal yang tidak bisa saya temukan. Intinya, ada
banyak hal yang hanya bisa saya dapatkan jika saya bekerja di perusahaan
multinasional. Dan yang terakhir, saya ingin bekerja di lingkungan yang ‘bebas
dan fun’, dalam artian saya bebas mengekspresikan diri saya saat saya bekerja.
Entah dari kebebasan berpakaian, lingkungan kerja yang dinamis, fun dan tidak
kaku atau dari kebijakan perusahaan yang bisa memfasilitasi karyawannya dengan
baik. Hal ini juga yang mendasari saya menjadi lebih selektif saat menjadi jobseeker. Dan ketiga faktor tersebut
sangat pas dengan dengan apa yang ditawarkan oleh Danone. Dimulai dari campaign perusahaan dengan visi “bring
health through food to as many people as possible”, lingkungan kerja
yang menyenangkan dan kesempatan untuk belajar dan men-challenge diri lebih jauh, Danone seperti menjadi ‘career goals’ bagi saya. Setelah
memiliki pondasi dan background yang
lebih terstruktur, kali ini saya memantapkan hati untuk mendaftar lagi sebagai
MT Star Danone. Dan berikut adalah detail tahapan seleksinya :
Tahapan ini adalah
tahapan awal dalam rangkaian proses seleksi menjadi MT Star Danone. Tahapan ini
berlangsung selama kurang lebih satu bulan atau selama durasi dibukanya
aplikasi menjadi MT Star Danone. Pada tahapan ini kita diminta untuk membuat
akun/
register di
website resmi Danone Indonesia, yaitu
dancommunity.com. Website dancommunity ini selain menjadi
company website, juga lebih ditujukan
untuk fitur informasi sekaligus promosi segala macam aktivitas di Danone kepada
publik, termasuk juga urusan rekrutmen. Karena setau saya, Danone sangat jarang
membuka rekrutmen melalui event semacam jobfair atau bekerja sama dengan career
center di suatu kampus tertentu (kecuali rekrutmen yang dihandle langsung oleh
CBU seperti Sarihusada). Jadi jika anda ingin memperoleh
update mengenai info
vacancy
yang sedang dibuka, saran saya anda rajin-rajinlah
update website ini dan juga
follow
di
social media milik Danone seperti
Twitter, Facebook dan Instagram, karena Danone sendiri termasuk sangat aktif
dan bagus dalam hal
branding mereka
di
social media. Setelah kita
memiliki akun Danone, kita pun diminta untuk mengisi profil online/semacam CV
yang telah disiapkan oleh pihak Danone. Pengisian ini meliputi data diri
seperti nama, alamat, usia serta
background
jurusan kuliah kita. Selain itu, kita juga diberikan alternatif untuk memilih
di
function mana yang kita minati.
Setelah proses pengisian selesai, maka kita akan mendapatkan
link untuk mengerjakan
online test yang bisa dikerjakan (kalau
tidak salah) selama masa rekrutmen berlangsung. Jadi saran saya, semakin cepat
anda mendaftar, maka semakin banyak waktu persiapan anda sebelum mengerjakan
tes. Paling tidak mendaftar dulu di awal baru kemudian jika anda butuh mencari
waktu yang benar-benar luang, anda masih memiliki waktu yang banyak untuk
berpikir.
Online test ini di-provide oleh pihak ketiga, yaitu ASI Rekrutmen, salah satu
perusahaan vendor assesment untuk
rekrutmen karyawan yang juga banyak digunakan oleh berbagai perusahaan besar.
Setahu saya dua kali mengikuti online test MT Star Danone, mereka selalu
menggunakan jasa ASI Rekrutmen dengan tipe soal yang 90% sama. Online test ini
sendiri terdiri dari beberapa sub-test.
Saya agak lupa detailnya, namun ada tes kemampuan verbal, algoritma, kemampuan
dasar, numerical, kepribadian dan
bahasa inggris. Waktu total pengerjaan sekitar 2 jam dengan bahasa Indonesia
(kecuali tes bahasa Inggris tentunya hehe). Soalnya sendiri sifatnya multiple choice dengan tingkat kesulitan
cukup sulit namun bukan yang sulit level dewa, saya yakin anda semua pasti
bisa. Saran saya, cari tempat mengerjakan di tempat yang tenang dengan koneksi
yang stabil. Saran saya, anda bisa mengerjakan di warnet saat sedang tidak
ramai, untuk mengatasi mati listrik atau koneksi yang terputus di tengah jalan.
Selesai mengerjakan, kita tidak langsung tahu hasilnya, karena Danone menunggu
sampai batas akhir pengerjaan dan kemudian merekap hasilnya kemudian mengumukan
setiap hasil tahapannya ini via email kepada para peserta.


Sekitar satu bulan
setelah tahapan online test,
tiba-tiba ada notifikasi email di HP saya. Setelah saya buka, ternyata itu merupakan
email dari Admin HR Groupe Danone yang menginfokan bahwa hasil tahapan online test sudah bisa dilihat di attachment pdf yang terlampir. Perlu
menjadi catatan, bahwa Danone selalu mengirimkan info mengenai rekrutmen via
email sistem milik function HR atau melalui
karyawan Danone yang in-charge untuk
program MT yang biasanya menggunakan ekstensi domain @danone.com. Jadi jika anda menerima email mengenai rekrutmen
selain dari dua alamat di atas, anda sebaiknya melakukan konfirmasi ke pihak
Danone. Waktu saya menerima email tersebut, saya deg-degan parah saat mau
membukanya, karena saya sempat agak pesimis mengingat di tahun sebelumnya saya pernah
gagal di tahapan online test ini. Namun setelah menguatkan tekad, akhirnya saya
pun membukanya. Dan..... Alhamdulillah, saya masih diberik kesempatan oleh
Allah dan berhak untuk mengikuti tahapan selanjutnya yaitu written interview. Waktu itu saya senang bukan
kepalang. Kendati belum resmi diterima, setidaknya saya bisa lebih baik dari
tahun lalu, hahaha! Kemudian peserta yang lolos diminta untuk mengisi form written interview secara online via link yang sudah dicantumkan di email
tersebut. Batas waktu submit interview
ini kurang lebih seminggu sejak email kita terima. Written interview ini dikerjakan dalam format bahasa Inggris.
Berisi 6 pertanyaan yang berkisar mengenai kepribadian kita. Seperti mengenai
kenapa anda ingin bekerja di Danone? Function
apa yang anda pilih dan apa alasan anda? Kesulitan terbesar apa yang pernah
anda alami dan bagaimana cara menghadapinya. Sebenarnya pertanyaan ini tidak
terlalu membingungkan, hanya saja karena maksimal hanya bisa ditulis dalam 200
karakter (karakter ya bukan kata, jadinya saat menulis walaupun kelihatannya
baru sedikit tapi sudah mencapai limit,
dan ini yang membingungkan maksud dari karakter itu sebenarnya apa hehe), jadi
kita harus benar-benar menjawab dengan singkat, padat jelas namun tetap bisa
menyampaikan maksudnya secara utuh. Disinilah tantangannya sebenarnya, saya
yakin di kepala kita semua pasti akan bisa menjawabnya dengan lancar namun terkadang,
menjadi sulit untuk meringkas dan menuangkannya di dalam sebuah tulisan yang
dibatasi panjangnya. Dengan berbagai cara dan berbingung ria, akhirnya saya
bisa menuangkan ide pikiran saya ke dalam tulisan itu. Setelah saya baca
berulang-ulang sampai mantap, akhirnya saya men-submit form tersebut. Dan hasilnya akan dikirmkan via email entah
kapan kita tidak diberikan informasi. Yang lolos berhak melanjutkan ke tahapan
selanjutnya yaitu Leaderless Group
Discussion (LGD).
- Leaderless
Group Discussion (LGD)


Setelah sekitar
kurang lebih satu bulan, sejak tahapan written
interview. Saya mendapat email dari Danone, yang isinya nama-nama yang
lolos dan berhak mengikuti tahap LGD. Alhamdulillah, saya masih diberi
kesempatan dan nama saya masih tercantum di dalam daftar. Nama-nama yang lolos pun
berhak untuk mengikuti tahapan LGD yang diselenggarakan di dua kota, yaitu
Jakarta dan Jogja. Alhamdulillah saya mendapat jadwal LGD di Jogja, tempatnya
di University Club (UC) UGM. Waktu itu saya pikir LGD aka diadakan beberapa
hari setelah email diterima, ternyata jadwal LGD masih satu bulan kemudian,
yang artinya masih sangat lama, haha! Awalnya saya cukup heran kenapa begitu
lama sekali tahapan prosesnya, namun saya mencoba mengambil manfaatnya yaitu
saya jadi memiliki waktu lebih banyak untuk persiapan. Satu bulan kemudian, di
hari yang ditentukan. Saya datang ke UC untuk mengikuti LGD sesuai jadwal. Di
sana, saya ketemu dengan beberapa teman kuliah saya yang sama-sama lolos ke
tahapan LGD. Disana kami mengobrol sambil menunggu giliran saya masuk. Jumlah
peserta yang mengikuti LGD ini masih sangat banyak dan dibagi ke beberapa shift
mulai jam 8 pagi. Saya sendiri kebagian jadwal di jam 1 siang. Saat giliran
saya dipanggil, saya kemudian masuk. Waktu itu satu kelompok LGD terdiri dari 6
orang. Saya satu kelompok berbarengan dengan satu teman kuliah saya. Di dalam
ruangan, sudah ada satu panitia dari pihak Danone yaitu Mas Aldi Ramadhika yang mem-brief mengenai rules di LGD ini. Mas
Aldi ini sendiri adalah MT Star 2012 function
HR dan sekarang sudah menjabat sebagai Manager of Management Trainee, yang
berarti Mas Aldi-lah yang mendesign jalannya program MT di Danone, mulai dari
kurikulum, timeline program, development bahkan sampai menampung
curahan hati seluruh MT (haha, thank you Mas Aldi!). Back to topic, LGD ini sendiri diberikan durasi selama 30 menit. Di
situ, masing-masing peserta diberikan selembar kertas yang bertuliskan case
yang harus kita pecahkan. Selama durasi waktu tersebut kita sudah harus merumuskan
jawaban kita secara pribadi, untuk kemudian di sisa waktunya kita juga harus
sudah merumuskan jawabannya melalui diskusi kelompok. Waktu itu kasus yang
disajikan berupa case di sebuah perusahaan yang sedang merumuskan strategi
mengenai pengembangan produk baru dan di situ tersedia beberapa alternatif opsi
apa saja yang menjadi prioritas untuk melaksanakan strategi tersebut. Jujur saya
agak lupa detailnya, tapi kurang lebih berkisar mengenai opsi pilihan strategi
perusahaan. Saya cukup beruntung, karena materi seputar LGD ini masih
berhubungan banyak dengan keilmuan manajemen dan teknik industri yang notabene
tidak jauh beda dengan apa yang saya dapat sewaktu kuliah. Diskusi di kelompok
kami pun berjalan cukup lancar. Tidak ada yang pasif namun juga tidak ada yang
terlalu menggebu-gebu mati-matian mempertahankan pendapatnya. Setelah
kesepakatan kelompok tercapai, LGD pun selesai. Mas Aldi menyampaikan bahwa
hasil lolos atau tidaknya akan diinfokan sore harinya via email. Yang lolos,
berhak untuk lanjut ke tahapan interview
HR keesokan harinya di lokasi yang sama. Dan di sore harinya, saya mendapatkan
email dari Danone. Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahapan interview HR
esok harinya.

Interview ini berlangsung sehari setelah
LGD yang masih berlangsung di UC UGM. Waktu itu saya bertemu dengan 2 orang
lain dari kelompok LGD saya. Ternyata dari kelompok kami ada 3 orang yang lolos
termasuk saya. Sayangnya, teman-teman kuliah saya masih belum beruntung untuk
melanjutkan ke tahapan ini, jadilah hanya saya sendiri dari jurusan saya. Di
dalam
interview HR kali ini, kita
akan berhadapan
face to face dengan
interviewer dari divisi HR. Sebelum
mulai
interview, sang
interviewer mengenalkan diri dengan nama
Mbak Citra dan mempersilahkan saya untuk memperkenalkan diri lebih dahulu. Mbak
Citra ini adalah HR dari divisi
Early
Life Nutrition (ELN) di plant Sarihusada Prambanan, Klaten.
Interview dilakukan dalam bahasa Inggris
dengan materi pertanyaan seputar lebih jauh mengenai kepribadian kita, alasan
mendaftar program ini, pengalaman, prestasi dan
backgorund kita lebih jauh lagi. Saran saya, simpan baik-baik dan
pelajari lebih dalam jawaban anda sewaktu mengerjakan tahapan
written interview. Karena
baseline pertanyaan yang diajukan tidak
terlalu jauh dari saat
written interview
dan untuk menjaga agar jawaban anda tetap konsisten. Jujur, untuk menghadapi
interview ini saya tidak melakukan
persiapan apa pun. Karena waktu persiapan yang sangat pendek (hanya sehari),
ketidaktahuan saya akan apa yang harus disiapkan dan berbenturan dengan
pekerjaan yang harus saya selesaikan, maka saya pun menjadi tidak maksimal saat
menjawa pertanyaan dari Mbak Citra. Saya merasa bahwa
interview kali ini adalah salah satu
interview terburuk yang pernah saya hadapi. Selesainya
interview, saya diberitahukan Mbak Citra
bahwa hasil akan diberitahukan via email. Waktu itu saya sudah pasarah total
apabila memang saya tidak lolos. Mengingat
interview
saya yang acak-acakan, saya sudah yakin bahwa saya akan gagal sampai tahapan
ini. Namun saya tetap berdoa memohon agar masih diberi kesempatan untuk lanjut.
Mbak Citra menyampaikan bahwa hasil
interview
akan diinfokan kurang lebih sebulan kemudian. Jujur saya sudah berusaha
mengikhlaskan kalau pun nanti hasilnya saya dinyatakan gagal. Ya bagaimana
lagi, persiapan yang sangat minimal dan hasil
interview yang tidak sesuai ekspektasi membuat saya sudah berusaha
ikhlas apapun hasilnya. Dan ternyata, waktu sebulan yang dijanjikan sampai
hasil diinfokan mundur menjadi begitu lama. Saya sempat pesimis dan yakin bahwa
mungkin saya akan gagal karena tidak kunjung menerima email pemberitahuan.
Namun saya masih berharap bisa lanjut ke tahapan
interview user. Dan bodohnya saya, waktu
interview HR, saya tidak berkenalan dengan peserta lain dan
bertukar kontak, sehingga saya tidak bisa menanyakan ke peserta lain apakah
mereka sudah mendapatkan email atau belum. Karena saya tidak ada teman untuk
bertanya, maka saya pun mencoba mencari informasi di forum Kaskus, karena
biasanya, banyak peserta proses rekrutmen suatu perusahaan yang membuat forum
untuk bertukar informasi antar sesama peserta. Dari grup tersebut, saya pun
menemukan
link untuk join di
group chat Telegram yang di dalamnya
berisi para peserta rekrutmen MT Star Danone 2017. Saya pun akhirnya
join chat dan bertanya-tanya kepada
peserta lain. Ternyata memang ada beberapa divisi yang proses rekrutmennya masih
berlangsung dan belum mendapatkan hasil. Namun ada beberapa divisi yang juga
sudah masuk tahapan
interview user.
Saya antara tenang dan waswas sebenarnya. Tenang karena bisa jadi untuk divisi
yang saya
apply hasilnya belum keluar
namun waswas karena siapa tahu peserta yang dipanggil ke tahapan
interview user tidak bergabung di grup
Telegram ini. Namun saya mencoba untuk
positive
thinking dan yakin bahwa hasilnya memang belum keluar. Sudah hampir dua
bulan lebih sejak proses
interview HR
dan hasil lolos atau tidaknya belum juga ada kabar. Saya sudah super pasrah
sampai pada suatu malam saat saya sedang latihan bersama band saya untuk
perform di acara kampus, tiba-tiba ada email yang menginformasikan bahwa saya
dinyatakan lolos sampai ke tahapan
interview
user. Waktu itu saya senang bukan main. Penantian yang begitu lama akhirnya
terbayarkan saat saya menerima email tersebut. Di email disebutkan bahwa
peserta yang lolos sampai tahapan
interview
user di Jogja ada 5 orang. Dan yang lebih melegakan lagi,
interview akan dilaksanakan seminggu
lagi di kantor Sari Husada di Yogyakarta yang hanya berjarak 5 menit
menggunakan motor dari rumah saya. Yang berarti saya tidak perlu repot-repot
mengurus akomodasi ke kantor pusat Danone di Jakarta, saya benar-benar
beruntung, haha! Waktu itu ada salah satu dari 5 peserta, namanya Jonathan,
dari Teknik Elektro ITB yang mencari info mengenai peserta lain yang mendapat
jadwal
interview di Jogja melalui
grup Telegram. Saya pun kemudian men-chat personal dia untuk menawarkan bantuan
stay di rumah saya sekaligus bersama-sama berangkat untuk proses
interview. Dia merasa sangat senang
karena teman saya ini sangat bingung harus
stay
dimana saat di Jogja. Karena dia tidak punya relasi dan belum pernah
mengunjungi Jogja sebelumnya. Saya pun juga dengan senang hati menawarkan
bantuan, karena itu juga berarti saya dapat kenalan baru dan ada teman ngobrol
saat nanti proses
interview. Seminggu
kemudian, teman saya tiba di Jogja dan
stay
semalam di rumah saya untuk kemudian berbagi info dan cerita ngalor ngidul dan
berangkat
interview berbarengan.
Tiba dimana
pelaksanaan
user interview pun
dimulai. Waktu itu saya dan Jonathan tiba 30 menit sebelum waktu pelaksanaan
interview dimulai. Setibanya di lokasi
interview, yaitu di Sarihusada Jogja,
kami bertemu dengan dua orang peserta lain. Kami pun saling berkenalan, mereka
adala Beni dari Teknik Elektro ITS dan Jayson dari Teknik Elektro ITB. Kami
mengobrol banyak sambil menunggu panggilan masuk ruang
interview sekaligus menghilangkan rasa tegang sebelum
interview. Dari 5 orang yang dipanggil,
ternyata satu peserta tidak hadir tanpa pemberitahuan (lumayan lah, mengurangi
saingan, haha). Kemudian tiba giliran saya dipanggil masuk ke ruang
interview. Saya mendapat giliran kedua
setelah Jonathan, saat perjalanan ke ruang
interview,
saya bertanya kepada Mbak Kanya (MT HR 2016 yang ditugaskan untuk mendampingi
peserta
interview), berapa orang
total yang lolos sampai tahap user
interview
dan dimana saja lokasi pelaksanaan
interview
user untuk MT Industrial ini. Mbak Kanya menyampaikan bahwa, selain di
Jogja,
interview user juga
dilaksanakan di plant Nutricia Ciracas dan juga masih ada MT Industrial untuk
CBU Aqua. Oh iya, sebagai informasi. Jadi Danone Indonesia sendiri dibagi
menjadi tiga
Country Business Unit (CBU)
dan satu
Country Business Support (CBS)
yang berisikan
support function
seperti Information
System, Finance, HR
dan
Corporate Communication. CBU
terdiri dari divisi
Early Life Nutrition
(ELN), Waters (Aqua & VIT), dan
Medical
(Nutrical Medical Nutrition/NMN). CBU ELN sendiri terdiri dari 4
plant/pabrik, Nutricia di Ciracas Jakarta, Sarihusada di Jogja dan Prambanan
Klaten serta Sugizindo di Sentul, Bogor. Untuk NMN, tahun ini masih belum ada
MT yang dibutuhkan, sehingga proses seleksi MT hanya ada di CBU ELN dan Aqua
serta CBS. Khusus untuk Aqua, seleksi MT Industrial mereka memiliki proses yang
berbeda, dimana mereka ada semacam proses pra-MT yang disebut program
Link and Match, dimana para kandidat
akan diseleksi dahulu untuk menjalani semacam magang di plant Aqua selama 4
bulan untuk kemudian di-
review. Jika
lolos, mereka berhak melanjutkan menjadi MT Star. Jadi semua peserta
interview MT Industrial yang dipanggil
kali ini semua akan diplot untuk CBU ELN. Oke kembali ke inti, setelah sampai
di depan ruang
interview saya pun
mengetuk pintu untuk kemudian dipersilahkan masuk. Di dalam ruang
interview, sudah ada dua orang
interviewer yang berhadapan dengan kita.
Yang pertama ada Bapak Joko Yulianto, Plant Manager Sarihusada Jogja dan Bapak
Arif Sosiawan, Manufacturing Performance Manager Danone ELN Indonesia.
Interview dilakukan dalam bahasa
Inggris, dimulai sejak perkenalan. Pertanyaannya masih seputar diri kita namun
sudah digali lebih dalam dibanding
interview
HR dengan beberapa pertanyaan teknis yang berkaitan dengan background kita
semasa kuliah. Mungkin karena ini
interview
user, yang berarti mereka adalah atasan kita langsung selama bekerja, maka
mereka harus benar-benar memastikan bahwa kita memiliki kriteria yang cocok dan
benar-benar mereka cari. Untunglah untuk
interview
kali ini, saya sudah melakukan persiapan lebih matang sejak jauh-jauh hari.
Tidak ingin kejadian saat
interview
HR terulang, saya mempersiapkan semuanya dengan sebaik mungkin. Saya
mempelajari
overview mengenai
company profile Danone dan Sarihusada.
Saya pun mempersiapkan ‘senjata pamungkas’ berupa miniatur
keyboard yang saya buat dari karton sebagai
interview user. Saya juga mencetak hasil tulisan saya saat menjadi
content writer di sebuah
digital agency sebagai contoh pekerjaan
saya. Dan bahkan saya mempersiapkan sulap saat saya menembak pacar saya lengkap
dengan ceritanya untuk saya paparkan di depan
interviewer. Mengapa saya sampai melakukan hal seperti itu? Begini,
saya punya pemikiran bahwa perusahaan FMCG multinasional sekaliber Danone pasti
mencari talenta terbaik dari kandidat yang ada. Dan agar kita bisa mencuri
‘spotlight’ itu, tentu kita tidak bisa
hanya mempersiapkan diri seadanya. Karena saya percaya, orang sukses bukanlah
orang yang paling pandai atau paling terbaik di antara yang lain, namun orang
yang sukses adalah orang yang bisa mengenail karakter dirinya dengan baik dan
mengeluarkan setiap potensi kemampuan dirinya secara maksimal. Dengan kata
lain, orang tersebut harus ‘berbeda dari yang lain’ dalam konteks positif. Dan
agar bisa mencapainya, maka saya harus bisa memberikan perbedaan mulai dari
proses
interview. Saya mencoba
mengeluarkan ide kreatif di kepala saya yang bisa menunjang proses
interview dan menarik atensi para
interviewer. Semua properti yang saya
keluarkan ternyata cukup ampuh menarik perhatian para
interviewer, terlihat antusiasme mereka saat mendengar presentasi
saya. Semua bisa saya keluarkan, kecuali properti sulap kartu yang saya
siapkan, karena saya belum menemukan momen yang pas.
Interview berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Para
interviewer memberitahu bahwa hasil akan
dikirimkan via email kurang lebih dua minggu. Keluar dari ruangan, entah kenapa
saya merasa sangat puas dengan hasil
interview
saya. Mungkin ini adalah salah satu
interview
paling asyik yang pernah saya ikuti. Namun saya tetap tidak mau jumawa, saya
tetap berdoa memohon diberikan hasil yang terbaik.

Seminggu
kemudian, tiba-tiba saya mendapat notifikasi email bahwa saya dinyatakan lolos
ke untuk ke tahapan interview akhir,
yaitu interview Director. Ternyata
yang bertahan sampai tahap ini hanya dua orang, yaitu saya dan Jayson. Saya
sempat merasa sedih karena Jonathan belum bisa lanjut, saya sangat berharap
Jonathan bisa lolos karena kami sudah sangat akrab. Tapi mungkin sudah ada
jalan rezeki pekerjaan yang lebih baik yang menantinya. Interview akan dilaksanakan seminggu lagi masih di tempat yang sama
yaitu di Sarihusada Jogja. Saya pun berkabar dengan Jayson sekaligus menawarkan
bantuan akomodasi selama di Jogja. Ternyata dia mengabari bahwa dia minta untuk
di-reschedule mundur jadwal interviewnya karena berhalangan. Jadi
dia tidak di-interview di Jogja bersama saya namun di-interview seminggu kemudian di plant Nutiricia di Ciracas Jakarta.
Itu artinya saya datang sendirian saat proses interview Director. Untuk interview
kali ini, saya coba mendalami lagi materi yang saya pelajari dan mencoba
menganalisis apa saja yang masih kurang saat interview user kemarin, dengan harapan saya bisa lebih siap dan
lebih baik menghadap interview kali
ini. Saya pun masih membawa ulang properti saya saat interview sebelumnya dan saya berjanji bahwa kali ini trik sulap
kartu harus saya keluarkan bagaimanapun keadaanya. Saya tidak mau kesempatan
emas yang sudah selangkah di depan mata hilang hanya karena kesalahan yang saya
buat. Akhirnya tiba juga saat hari-H interview.
Waktu itu yang meng-interview saya
adalah Bapak Delta Deritawan. Pak Delta ini adalah Manufacturing Director
Danone ELN Indonesia. Artinya, proses produksi di 4 plant Nutricia, Sarihusada
dan Sugizindo berada di bawah komando Pak Delta ini. Ini adalah pertama kalinya
saya di-interview oleh user dengan jabatan setinggi ini. Dan
bagaimanapun, auranya berbeda jauh dari interview
lain yang sudah saya jalani sebelumnya. Interview
dilakukan dalam bahasa Inggris. Dan sekalipun pertanyaan yang diajukan tidak
terlalu berbeda dengan saat interview
user, namun entah kenapa saya merasa seperti ada pressure yang begitu besar meskipun Pak Delta hanya berbicara dan
bertanya dengan santai. Entah karena aura beliau yang begitu luar biasa,
suasana menjadi begitu tegang buat saya. Entah kenapa pertanyaan yang harusnya
bisa saya jawab dengan lancar menjadi agak terbata-bata saat saya
mengutarakannya. Ya mungkin beda level interview,
berbeda pula nuansanya. Namun asiknya di interview
kali ini, interview berjalan secara
dua arah. Selain Pak Delta yang bertanya, beliau juga menyampaikan nasihat dan
saran yang benar-benar membuka sudut pandang dan pengetahuan baru bagi saya.
Saya masih ingat betul beliau bertanya seperti ini kepada saya, “Wayah, apa
planning karirmu untuk 5 tahun ke depan? Saya ingin tahu”. Saya pun menjelaskan
panjang lebar yang intinya 5 tahun mendatang saya ingin bisa meraih posisi
director (setelah saya pikir-pikir, bodoh juga waktu itu saya membuat plan
seperti ini). Pak Delta pun tersenyum geli dan merespon apa yang saya ucapkan,
“Kamu pikir kamu bisa semudah itu mencapai posisi Director dalam waktu 5 tahun?
Itu sangat impossible. Begini ya, kita bekerja jangan hanya terpatok target
untuk mencapai jabatan tertentu, itu hanyalah sebuah struktur posisi. Yang
terpenting adalah, bagaimana progres kalian bekerja. Bagaimana di tahun-tahun
ke depan, kalian sudah memiliki mindset seorang manager atau seorang director
dengan cepat. Jika sudah demikian, percayalah, posisi manager, director atau
bahkan CEO akan datang dengan sendirinya tanpa kalian cari. Dan kamu harus
tahu, bahwa menjadi Director berarti saya adalah orang yang berdiri paling
akhir jika suatu saat plant kita mengalami guncangan, jadi ini semua bukan
tentang posisi, tapi tentang bagaimana kalian bersikap”. Luar biasa! Saat itu
entah kenapa saya mata saya benar-benar terbuka dan saya mendapatkan perspektif
baru mengenai bagaimana bekerja itu seharusnya. Benar-benar sebuah pengalaman interview yang tak terlupakan, wajar
jika Pak Delta ini dipercaya sebagai Director karena memang beliau memiliki
pengalaman yang luar biasa. Interview
pun diakhiri setelah kurang lebih satu jam berjalan. Saya berpamitan dan
berterima kasih sebesar-besarnya atas petuah yang beliau berikan, benar-benar
sebuah learning yang mungkin tidak
bisa saya dapatkan di bangku kuliah. Entah kenapa kendati banyak pertanyaan
yang saya jawab kurang lancar, namun saya merasakan senang yang luar biasa
karena saya banyak sekali mendapatkan pengetahuan dan perspektif baru dari Pak
Delta.
- Medical
Check Up (MCU) & Offering

Seminggu
kemudian setelah tahapan
final interview,
saya mendapatkan email dari pihak Danone bahwa saya dinyatakan lolos menuju ke
tahapan MCU. Namu sebelum saya diberikan jadwal MCU, saya diberikan
draft kontrak via pdf email yang harus
dipelajari dulu.
Draft ini bukan
draft kontrak asli, hanya untuk
dipelajari dan tidak perlu ditandatangani. Jika setuju, maka kita bisa melanjutkan
ke tahapan MCU namun jika tidak, kita tidak berhak melanjutkan ke tahapan MCU.
Offering Letter yang sebenarnya akan
dikirimkan via email apabila kita lolos tahapan MCU. Setelah saya pelajari dan
berdiskusi dengan orang tua, akhirnya saya menyetujui
offering tersebut dan membalas email dari Danone bahwa saya siap
untuk mengikuti MCU dari Danone. Beberapa hari kemudian saya ditelpon orang
bagian HR bernama Aldi Kristanto atau biasa dipanggil Kris (yang lucunya Kris
ini kemudian menjadi MT Sales Aqua di angkatan saya, dulunya dia adalah
karyawan kontrak di bagian
employee
branding Danone, haha). Kris menanyakan domisili saya saat ini dan waktu
kosong saya untuk meng-
arrange jadwal
MCU. Waktu itu saya ditelpon hari Senin dan saya minta waktu untuk MCU hari Kamis
yang bertempat di Prodia Bintaran Jogja. Kenapa saya memilih jeda dua hari?
Sebenarnya bukan apa-apa, karena sebelum MCU saya merasa pola makan saya tidak
terartur, jadi saya butuh waktu untuk ‘menormalkan’ kondisi badan saya. Tadinya
saya mau minta seminggu lagi tapi kok saya pikir-pikir keterlaluan juga
mundurnya kalau seminggu lagi haha. Di jeda waktu dua hari ini saya maksimalkan
untuk detoks kecil-kecilan dan olahraga. Saya perbanyak makan sayur, buah dan
minum air putih. Berhubung kondisi badan saya yang cukup subur dan pengalaman
kegagalan saya di Pramita saat tes PLN, maka saya benar-benar melakukan
persiapan ekstra untuk menghadapi MCU kali ini. Untuk tes MCU sendiri ada
banyak hal yang di tes. Seperti ambil darah, tes fisik (mata, THT, berat dan
tinggi badan), rekam jantung, dan yang paling unik adalah tes feses dan urine
untuk melihat apakah tubuh kita menjadi
carrier
bakteri patogen. Karena menjadi seorang MT Industrial mengharuskan kita masuk
ke ruangan produksi
High Care Area
yang benar-benar harus bebas kontaminasi mikrobiologis. Alhamdulillah, proses
MCU berjalan dengan lancar. Walaupun hasilnya masih harus menunggu email dari
pihak Danone. Biasanya akan ada pembacaan hasil MCU dari Dokter oleh pihak
Danone, namun entah kenapa saya tidak melewati proses tersebut karena seminggu
kemudian, saya mendapat email bahwa saya lolos tahap MCU dan langsung dikirimi
draft
offering letter asli oleh
Danone, yang harus saya tandatangani dan di-scan ulang kemudian dikirim via
email. Saya senang bukan kepalang, secara
de
facto saya sudah resmi menjadi MT Star Danone, walaupun secar
de yure saya masih harus menunggu sampai
hari pertama masuk kerja. Tidak masalah, yang penting saya bisa bereuforia
terlebih dahulu sebelum saya benar-benar masuk kerja nanti. Hahaha. Namun saya
sedikit sedih karena ternyata kawan saya Jayson memutuskan untuk tidak
mengambil
offering dari pihak Danone
karena sudah mendapat
offering dari
perusahaan lain. Ya mungkin jalan rezekinya ada yang lebih baik selain di
Danone. Good luck bro!
- Induction
day and life as MT Star Danone 2017

Dua minggu setelah
proses offering. Saya mendapatkan
email invitation Danone MT Star
Induction yang akan diadakan selama 10 hari di kantor pusat Danone di Cyber 2
Tower Kuningan, Jakarta Selatan dan outbond di Highland Resort Park, Bogor.
Begitu mendapatkan email ini saya senang bukan kepalang. Akhirnya impian saya
benar-benar menjadi kenyataan. Walaupun saya tahu, perjalanan menjadi seorang
MT Star pasti akan jauh lebih berat daripada saat mendaftar, tapi semoga
kebahagiaan saya ini bisa menjadi pemicu saya untuk bisa bekerja lebih giat.
Proses induction dan outbond selama 10 hari yang berlangsung di Head Office Danone dan Highland Park
Resort Bogor benar-benar sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Saya banyak
bertemu kawan baru yang begitu luar biasa. Beruntungnya saya, MT Star tahun ini
banyak yang berasal dari almamater yang sama dengan saya, yaitu UGM dan banyak
juga yang asli Jawa, jadi proses adaptasi saya relatif tidak terlalu sulit dan
saya benar-benar merasa seperti mendapat keluarga baru yang sangat hangat.
Awalnya saya pikir orang-orang menjadi MT adalah orang-orang yang super pintar
dan serius. Namun ternyata saya salah, mereka semua memang super pintar, namun
hampir semua dari kami hobinya adalah bercanda satu sama lain, jadi selama induction 10 hari benar-benar terasa
sangat fun bagi saya.
Sebenarnya setelah tahapan ini, masih ada tahapan lain yaitu Assesment Center yang merupakan tes mengenai sejauh mana kesesuaian kita dengan leadership style di Danone. Dan di tahapan ini, biasanya ada pihak Danone Global yang turut serta. Namun karena ini masih pilot project, jadi tidak semua peserta mengikuti tahap ini termasuk saya, hanya beberapa peserta saja. Namun bisa saja mulai tahun-tahun berikutnya, tahapan ini akan dimasukkan ke dalam rangkaian proses seleksi.
Program MT di Danone ini sendiri
berlangsung selama setahun dengan diadakan presentasi review per empat bulan. Nah, di tiap review ini akan menentukan apakah kita berhak melanjutkan di
program ini atau tidak, sampai nanti di review
yang terakhir ini akan diputuskan apakah kita berhak untuk menjadi karyawan
tetap atau tidak. Selama program MT ini berlangsung, akan ada Mentor dan Coach
yang akan mendampingi kita. Biasanya dari Director dan user atau atasan kita langsung. Selain itu, akan ada buddy yang juga bisa mendampingi kita,
yang biasanya merupakan MT dari angkatan sebelumnya. Setelah lulus, kita akan
menjalani proses graduation dimana
kita juga menggunakan toga seperti layaknya wisuda. Pokoknya benar-benar
menyenangkan!
MT Industrial ELN sendiri terdiri
dari 6 orang termasuk saya. Untuk program MT Industrial ini sendiri, tahun ini
mengalami perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya, dimana tahun-tahun sebelumnya,
para MT sudah langsung ditempatkan di sebuah plant untuk kemudian mengerjakan suatu improvement project untuk menilai hasil kinerja mereka. Mulai tahun
ini, kami berenam akan dibagi menjadi dua tim, yakni East Team dan West Team
dengan masing-masing tim terdiri dari 3 orang. Untuk 8 bulan pertama, kami akan
dirotasi ke 4 plant milik Danone ELN. Untuk West
Team, di dua bulan awal mereka akan ditempatkan di plant Nutricia, Ciracas
dan 2 bulan di plant Sugizindo, Sentul. Untuk East Team, 2 bulan di plant Sarihusada Jogja dan 2 bulan di plant
Sarihusada Prambanan. Setelah 4 bulan, akan ditukar penempatannya antara West Team dan East Team agar kami bisa mendapatkan big picture mengenai proses di keempat pabrik. Setelah selesai 8
bulan rotasi, kami kemudian akan ditempatkan sesuai dengan project yang kita kerjakan dan kebutuhan pabrik.
Kendati program MT di Danone ini
sangat berat, namun sampai saat ini saya merasa sangat enjoy bekerja disini. Karena lingkungan kerja yang benar-benar
nyaman, orang-orangnya yang ramah dan terbuka serta kita bisa dengan mudah
mendapat support apabila kita
memiliki suatu ide yang ingin kita diskusikan, sehingga proses belajar dan
pelaksanaan project bisa lebih
optimal. Kendati memang waktunya cukup pendek, namun faktor-faktor tersebut
membuat proses belajar menjadi lebih semangat. Sampai tulisan ini ditulis, saya
sedang di-assign di plant Sarihusada
Prambanan dan sedang memasuki bulan keempat, yang artinya waktu untuk
presentasi review pertama sudah
dekat, hahaha!
Ya demikianlah kisah perjalanan
saya menjadi seorang MT Star Danone. Jika anda juga tertarik bergabung, maka
anda bisa terus
keep update di
website Danone karena biasanya di
pertengahan tahun sekitar bulan Juli-Agustus, program rekrutmen MT Star mulai
dibuka, jadi anda bisa mempersiapkan dari sekarang. Oh iya, saya juga punya
referensi pengalaman rekrutmen milik beberapa teman MT Star seangkatan saya
yang menurut saya lebih detail dan lebih bagus, yaitu
Rendy Bayu Aji,
Alvin Yurisman dan
Elsa Safira Kinanti.
Bahkan dari
blog milik Rendy inilah
saya bisa lancar menghadapi proses seleksi, terima kasih Bung Rendy, haha! Dan
jika ada pertanyaan lebih lanjut mengenai program ini, anda bisa meninggalkan
komentar atau bisa kontak saya lebih lanjut via email di
wayaharnaandika@gmail.com,
saya akan dengan senang hati berdiskusi dengan teman-teman sekalian. Sekian dan
terima kasih, semoga kesuksesan senantiasa menyertai kita semua! Aamiin!
P.S : Berikut saya lampirkan
foto-foto selama saya bergabung di Danone. So lovable moment! Sekali-kali narsis dikit gapapa ya, haha!
 |
Induction Day #1 : Di depan spot wajib Danone Academy Indonesia | |
 |
Induction Day #1 : (After Performance) Danone MT Star 2017 Induction Day! |